Bismillah

Dua orang badui, satu seorang yang tunduk dan tawadhu, satu lagi seorang yang tertipu; tinggi hati lagi sombong. Keduanya melakukan perjalanan di padang pasir untuk satu keperluan. Si badui tawadlu’ mengikuti peraturan padang pasir, bahwa siapa yang akan melakukan perjalanan di padang pasir haruslah ada penjamin dan berada dalam perlindungan seorang kepala suku, agar mudah dalam perjalanannya. Adapun si tinggi hati, enggan meminta perlindungan.

Pegunungan didaki, gurun diseberangi, si tawadlu’ selalu mendapat kemudahan dalam perjalanannya. Setiap bertemu sebuah kemah atau perkampungan, ia menyebut nama kepala sukunya, maka sambutan hangat dan bantuan selalu ia dapat. Setiap bertemu perampok padang pasir, ia sebut nama kepala sukunya, maka perampok pun pergi meninggalkannya tanpa mengganggunya sedikitpun.

Si Badui tinggi hati menemui hal sebaliknya, tidak ada bantuan yang meringankannya dari penduduk, juga tidak ada kasih sayang dan penghormatan dari para perampok. Perjalanannya sungguh berat, tersia-sia, bahkan kehilangan arah tujuan… bingung dan tersesat, tidak mengenali diri… terus berjalan mengelilingi padang pasir… lelah, tak pernah sampai, tak tahu kemana…
***

Wahai jiwa…, siapakah badui tinggi hati itu? Padang pasir yang luas adalah ibarat dunia ini. Kefakiran dan kelemahan tiada batasnya, sebagaimana musuh dan kebutuhan tiada habisnya. Sebutlah nama Raja yang hakiki bagi padang pasir ini, penguasanya yang kekal, untuk selamat dari kehinaan dan ketakutan.

Ia adalah ucapan ‘bismillah’ harta terpendam yang tak ternilai, kefakiran hamba terikat dengan luas Rahmat-Nya, kelemahan hamba tergantung pada kemahamampuan-Nya yang tak terbatas. Maka kefakiran dan kelemahan tertolong di hadapan yang Maha Merahmati dan Maha Mampu.

Rasulullah mengajarkan, “Setiap perkara yang tidak dimulai dengan membaca bismillahirrahmanirrahim, maka ia terputus,” (sedikit keberkahannya).



________________
Mutiara Amaly

No comments:

Post a Comment

Assalaamualaikum....
Ini web saya yang baru yang bisa di kasih coment yang ngawur.... alias terserah aja feh. he he